A Trip to Sabang Island and a Stay at Freddies Santai Sumurtiga Bungalow

20251031_202611.jpg

English


This is the story of my vacation a few months ago.

My wife and I planned a vacation to Banda Aceh. We departed from Takengon city in the morning. We rode a motorcycle, and it took about 7 hours to get to Banda Aceh.

We arrived in Banda Aceh just before dusk and stayed at a guesthouse near the city center. Initially, we only planned to spend our vacation in Banda Aceh, but later we were interested in heading to Sabang, Pulau Weh.

Finally, after much discussion, we decided to head to the port. We headed to Ulee Lheue Port, about 20 minutes from the city center.

Ulee Lheue Port is one of the ports serving inter-island shipping in Aceh. One of the shipping routes is from Banda Aceh to Sabang and vice versa.

This port operates two types of ships: fast boats and slow ferry-like boats. Upon arriving at the entrance, I asked one of the gatekeepers there.

The guard then directed me to purchase an e-money card. This e-money card is used to enter the port. With this card, the gate opens, and the funds are automatically deducted from your card.

I topped up around IDR 60,000, which was enough to cover the journey and return. We received our cruise tickets for the 11:00 a.m. crossing.

They have four sailings daily; for the schedule and other information, please visit Instagram @dishub_aceh. The boat ticket is IDR 35,000 per person; if you bring a motorcycle, it's around IDR 33,000.

Traveling by car can cost hundreds of thousands of rupiah for a private vehicle. The cruise takes about an hour to reach Sabang via Balohan Port.

On the boat, we sat on the third floor, allowing us to have an outdoor seating area, allowing us to directly view the beauty of the sea. On board, we thoroughly enjoyed the cruise, with its beautiful sea and Banda Aceh city in the background.

The ship also has a photo spot, a must-see for every ferry passenger. This spot isn't available on a speedboat.

My wife loved taking photos on the rear balcony of the ship; the view was breathtaking. We boarded the KMP BRR, a ship received by the Aceh government after the 2004 tsunami.

After an hour's voyage, Balohan Harbor came into view, where we would dock. Balohan Harbor is also a frequent stop for international cruise ships.

We arrived in Sabang in the late afternoon, and our first task was to find accommodation. From the harbor, we headed to the accommodation we had booked online.

The accommodation was located about 20 minutes from Balohan Harbor. According to Google Maps, the distance was approximately 20 km.

The roads on the island were quiet, with little traffic. In fact, we often see only tourists passing by, both local and international.

We stayed at Freddies Santai Sumurtiga, a seaside guesthouse located on Jl. KH Agus Salim, Ie Meulee, Sukajaya District, Sabang City, Aceh 23521. This guesthouse is a favorite among tourists visiting Sabang due to its unique location and beautiful views.

The guesthouse has rectangular bunkhouses, which at first glance appear to be made of woven bamboo or rattan. The basic color of the building is a natural brown.

The guesthouse has adequate amenities, such as a bed, bathroom, and table. The cost for a single room is around IDR 500,000, with a deposit of around IDR 200,000.

This guesthouse, often referred to as a hut bungalow, was on the second floor, offering a beautiful view of the ocean. The front terrace has a relaxing area and a swing. This is a pleasant place to relax and enjoy the ocean views.

Meanwhile, on the beachfront, a bridge-like walkway is often a popular photo spot. The cool sea breeze and the sound of the waves make it a great spot for reflection and meditation.

From the balcony of the bungalow hut, we can see the beautiful ocean. The combination of the white sand beach and the blue ocean is truly beautiful.

Furthermore, the tall coconut trees along the shoreline make for a truly beautiful view. I loved this beautiful natural setting, and we spent the night at the hut and on this beautiful beach.

PONPASE HIVE BLOG.png

Indonesia


Ini adalah cerita perjalanan saya liburan beberapa bulan yang lalu.

Saya dan istri berencana untuk liburan ke Banda Aceh, kami berangkat dari kota Takengon pada waktu pagi hari. Kami mengendarai sepeda motor, butuh waktu sekitar 7 jam untuk tiba di Banda Aceh.

Kami tiba di Banda Aceh tepat pada sore menjelang malam, dan menginap di salah satu penginapan yang dekat dengan pusat kota. Pada awalnya kami hanya berencana untuk liburan di kota Banda Aceh saja, tetapi pada waktu berikutnya kami tertarik untuk menuju ke Sabang, Pulau Weh.

Akhirnya setelag berdiskusi panjang, kami memutuskan untuk segera berangkat ke pelabuhan. Kami menuju ke pelabuhan Ulee Lheue, jaraknya sekitar 20 menit dari pusat kota.

Pelabuhan Ulee Lheue adalah salah satu pelabuhan yang melayani pelayaran antar pulau di Aceh. Salah satu rute pelayarannya adalah Banda Aceh - Sabang dan sebaliknya.

Pelabuhan ini melayani pelayaran dengan dua jenis armada kapal laut, kapal cepat dan kapal lambat sejenis kapal feri. Setiba di pintu masuk gerbang saya mencoba bertanya kepada salah satu perjaga gebang yang ada disana.

Kemudian penjaga mengarahkan saya untuk membeli kartu e-money terlebih dahulu. Kartu e-money ini digunakan untuk dapat masuk ke dalam pelabuhan, dengan kartu e-money ini pintu palang dapat terbuka dan mereka langsung memotong uang yang ada di dalam kartu kita secara otomatis.

Saya melakukan top up sekitar IDR 60 K, dan ini biaya ini mencukupi untuk digunakan pergi dan pulang. Kami mendapatkan tiket pelayaran untuk penyeberangan pada jam 11 Siang.

Mereka memiliki 4 kali pelayaran dalam sehari, untuk jadwal pelayarannya dan informasi lainnya dapat kita lihat di instagram @dishub_aceh. Adapun harga tiket kapal perorang adalah IDR 35 K, jika kita membawa sepeda motor, dikenakan biaya juga sekitar IDR 33 K.

Sementara itu jika kita berpergian dengan mobil, biaya tiketnya mencapai rarusan ribu rupiah untuk mobil pribadi. Pelayaran ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke Sabang melalui pelabuhan Balohan.

Di kapal, kami duduk di lantai ketiga, ini agar kami dapat memiliki tempat out door, dimana kita dapat melihat keindahan laut secara langsung. Di atas kapal kami sangat menikmati pelayaran ini dengan keindahan laut dan latar kota Banda Aceh.

Di atas kapal ini juga memiliki spot untuk berfoto, ini menjadi salah satu spot setiap wisatawan yang menaiki kapal feri. Karena spot ini tidak akan kita dapatkan jika kita melakukan pelayaran dengan kapal cepat.

Istri saya sangat suka berfoto di balkon di belakang kapal ini, pemandangannya sangat indah. Kami menaiki jeni kapal KMP BRR, sebuah kapal yang diterima pemerintah Aceh setelah Tsunami tahun 2004 yang lalu.

Setelah melakukan pelayaran selama satu jam, pelabuhan Balohan mulai tampak, ini akan menjadi tempat untuk melabuh kapal. Dipelabuhan Balohan ini juga sering singgah kapal pelayaran jalur internasional.

Kami tiba di Sabang menjelang petang hari, hal pertama untuk kami cari adalah penginapan. Dari pelabuhan kami menuju ke tempat penginapan yang telah kami booking sacara online.

Penginapan ini terletak sekitar 20 menit dari pelabuhan Balohan. Jika dilihat dari google maps, jaraknya adalah sekitar 20 km.

Suasana di jalan di pulau ini tampak sepi, tidak begitu ramai lalu lalang kendaraan. Bahkan sering terlihat melintas hanya wisatawan, baik wisatawan lokal maupun turis mancanegara.

Kami menginap di Freddies Santai Sumurtiga, sebuah penginapan dipinggir laut yang terletak di Jl. KH Agus Salim, Ie Meulee, Kec. Sukajaya, Kota Sabang, Aceh 23521. Penginapan ini memang menjadi favorit setiap wisatawan yang datang ke Sabang, karena mereka memiliki tempat yang unik dan menawarkan pemandangan yang indah.

Mereka memiliki penginapan susun berbentuk persegi, yang sekilas terlihat terbuat dari anyaman bambu/rotan. Corak dasar warna bangunan adalah coklat yang natural.

Di dalam penginapan memiliki fasilitas yang memadai, seperti tempat tidur, kamar mandi, dan meja. Biaya penginapan satu kamar ini adalah sekitar IDR 500 K, dan dikenakan biaya deposit sekitar IDR 200 K.

Penginapan ini sering disebut sebagai gubug bungalow, saya dapat dilantai 2, tempat yang indah untuk melihat laut, didepan teras terdapat area untuk bersantai dan sebuah ayunan telah tersedia. Ini menjadi area yang menyenangkan untuk bersantai dan melihat pemandangan ke laut.

Sementara itu, di pinggir laut, sebuah jalanan yang menyerupai jembatan sering menjadi tempat primadona untuk berfoto. Tempat ini sangat sejuk, hembusan angin laut dan suasana riuh ombak, menjadi tempat yang baik untuk refleksi dan meditasi.

Dari atas balkon di gubug bungalow kita dapat melihat laut yang indah. Perpaduan pantai dengan pasir putih dan lautan biru tampak sangat indah.

Terlebih lagi sejumlah pohon kelapa berdiri tinggi di sepanjang pantai, ini benar-benar view yang sangat indah. Saya suka dengan view alam yang indah ini, kami menghabiskan waktu malam di gubug dan pantai yang indah ini.

PONPASE HIVE BLOG.png

That concludes my post, I hope you enjoy it...


download.png


Location Via https://worldmappin.com/ : [//]:# (!worldmappin 5.89119 lat 95.34030 long Bunglow Freddies Santai Sumurtiga, Sabang d3scr)
Via Google Maps : https://maps.app.goo.gl/1HyiMjHYHFuQomss7

Regards,
@ponpase

PONPASE HIVE BLOG.png

ponpase footer hive blog.png



0
0
0.000
8 comments
avatar
Congratulations, your post has been added to The WorldMapPin Map! 🎉



You can check out this post and your own profile on the map. Be part of the Worldmappin Community and join our Discord Channel to get in touch with other travelers, ask questions or just be updated on our latest features.
0
0
0.000
avatar

A very beautiful place, just like the picture. I really enjoyed reading your blog.

0
0
0.000
avatar
(Edited)

Thank you for your feedback. I think you should come here sometime...

There are also lots of international tourists here.

0
0
0.000
avatar

Wow, the view on Sabang beach is very beautiful, my friend. It was a really fun moment, my friend 🤗🤗

0
0
0.000
avatar

Thank you for your feedback. I really enjoyed being there, you should come too...

0
0
0.000