Bahagia Itu Sederhana, Yang Penting Bisa Makan Enak

Ya, itulah akhirnya ide yang saya tetapkan untuk menulis secara rutin di group Satu Jiwa ini. Setelah beberapa hari melebihi jadwal yang sebelumnya telah saya tetapkan, akhirnya saya mendarat di topik ini.

BTW bagi yang baru baca tulisan saya ini, agar tidak bingung, sebelumnya ada tulisan saya sebelumnya di sini : https://peakd.com/hive-107801/@dewabrata/ketika-berhemat-menjadi-sebuah-prestasi-sebuah-presepsi-dan-tindakan-berikutnya

Di situ saya masih bingung untuk menulis apa dan bagaimana temanya. Saya sempat terjebak untuk menulis sebagai sebuah challenge agar tiap hari bisa makan di bawah budget tertentu... Namun setelah ditimbang-timbang, kayaknya bukan begitu cara mengajak orang lain hidup sederhana.

Saya nilai nominal yang menjadi standar untuk makan itu berbeda-beda bagi semua orang itu berbeda beda. Beda lokasi atau domisili kerja sama bisa berdampak sangat besar. Namun makanan murah yang enak itu dimanapun ada. Di Jakarta, di pusat kota daerah Sudirman dan SCBD, bisa makan 20-25ribu enak itu masih ada... mungkin yang di Jogja atau di Aceh baca ini ga mudeng, yo 20rb itu pasti dah enak lah, ga murah itu.

Sebelum saya mulai edisi pertama ini, saya mau mengumumkan kabar buruk... yaitu tidak ada yang menang GIVEAWAY dari postingan saya sebelumnya. Koala san itu apa?

Beberapa waktu yang lalu, koala san itu sempat VIRAL.... Croissant. Spelling orang-orang sini banyak berbunyi Kro-a-san.... kalau cadel kayak saya bisa meleset ke koa-la-san

MAKAN LESEHAN

Di postingan pertama ini, saya memilih sebuah tempat yang tidak jauh dari tempat tinggal saya. Menurut saya tempat ini tidaklah mewah, sederhana, tapi tidak terlalu jorok yang bertempat di atas selokan.

Tempatnya tidak ada mewahnya sama sekali, konsep lesehan pun terlihat dari mereka menghindari penggunaan kursi dan juga mereka ingin memberdayakan ruang yang ada semaksimal mungkin.

Kalau dilihat dari estalase, sebenarnya sudah jelas yang mereka sajikan itu rata-rata pecelan semua. Maksudnya itu gorengan kabeh. Standar banget ya untuk makanan pinggir jalan.

Yang saya pesan adalah udang goreng dan nasi uduk. Saran saya bagi gen-Z tajir yang belum pernah atau belum terbiasa makan di pinggir jalan, hindari bakar-bakaran atau pepes-pepesan. Tingkat kematangan dan kebersihannya tidak terjamin, lebih baik ambil yang aman yaitu gorengan. Pasti matang, resikonya cuma rada gosong.

Terus terang saya sedikit kaget ketika makan di sini kembali karena dulu saya sudah nge blacklist tempat ini karena sambelnya sangat tidak enak. Namun waktu saya coba kembali beberapa hari lalu, ternyata rasa sambelnya sudah lumayan. Kayaknya ada yang ngedamprat mereka kalau rasa sambelnya payah... bukan masalah pedas tidaknya, cuma ya... dulu sambal mereka tidak ada enak-enaknya sama sekali.

Namun namanya makanan pinggir jalan, pasti ada aja masalahnya. Terus terang saya sangat terganggu makan di sana karena saya harus jagain lilin juga, kalau lilinnya mati, babi ngepet saya kabur.

Sebenarnya ini PR besar bagi mereka, karena terus terang lilin itu hanya mengurangi gangguan, tapi gangguan lalat itu masih besar. Sangat tidak nyaman ketika makan ada 5-6 lalat terbang membentuk formasi-formasi tertentu... kayak event atraksi dirgantara saja

Ok sekarang spill bill ya

Menurut saya 27 ribu untuk makan udang, pakai tempe dan es teh manis itu lumayan standar ya. Tidak mahal tapi ga bisa juga dibilang murah. Secara umum ya seginilah makanan layak di Jakarta, masih tergolong ok dan enak tapi tidak mewah... ya sederhana lah.

BTW makanan seperti ini seingat saya paling hanya seharga 10-12ribu kalau dijual di Lhokseumawe, atau mungkin jadi 15ribu sama es teh manisnya. Saya pernah tinggal di sana 1 tahun an jadi kurang lebih masih ingat kalau makanan-makanan seafood cenderung sangat murah dibandingkan dengan harga Jakarta.

NASI UDUK ITU MAKANAN SEDERHANA

Sebenarnya pesan yang mau saya sampaikan di sini itu bahwa nasi uduk itu bukanlah makanan yang mahal. Normalnya itu paling di bawah 20ribu kalau kita cuma pakai ayam, telur atau udang... asal ga comot rendang, empal, daging, ataupun Iga Bakar...

Saya pernah makan nasi uduk sampai 60ribu, dan jaraknya hanya sekitar 1km dari tempat tersebut. Bedanya apa? Yang mahal ada AC nya, mejanya rapih, pelayannya pakai seragam, dan lauknya IGA BAKAR.

IGA BAKAR memang enak... pasti dong, buktinya di mana-mana laku... namun Sate Udang juga enak kok... Cukup dengan 27ribu saja, saya bisa makan udang enak, sama nasi uduk dan juga ditemani es teh manis.

Yang penting kita bisa makan enak, dan dompet aman sentosa...

BERBAGI HSBI

Karena tujuan saya memeriahkan komunitas Satu Jiwa, maka biar ramai, setiap posting saya akan berbagi HSBI kepada para pembaca tulisan saya ini. Apa itu HSBI? Saya tidak sharing di sini, untuk yang tahu dan tertarik saja.

Syaratnya simpel, cukup masukan keyword ini aja di komentar saudara saudari di kolom komentar bawah ini. Keywordnya:

Saya Mau HSBI

gampang kan

Terima kasih telah membaca tulisan saya yang apa adanya ini. Saya lebih banyak meluangkan waktu saya bermain gim di Hive Blockhain, dan berbagi cerita tentang gim dan permainan tersebut melalui tulisan-tulisan saya di sini. Jangan sungkan bertanya langsung ke saya bilamana ada yang mau ditanyakan dan mohon maaf kalau tulisan saya di sini ada yang menyinggung perasaan anda.

Tidak lupa saya berterima kasih kepada:

• Canva : yang telah memberikan peralatan penyunting gambar secara gratis
• Thepeakstudio : yang telah membuat gambar divider / pembatas yang keren di sini